PENERBITAN

Penerbitan Bidang Gerejawi menerbitkan buku-buku filsafat, teologi, liturgi, spiritualitas, doa dan peribadatan, katekese, renungan, inspirasional, dan buku bacaan rohani anak. Selain edisi cetak, buku-buku tersebut sudah diterbitkan dalam edisi e-book.

Penerbitan Bidang Pendidikan dan Umum menerbitkan buku-buku kurikuler berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif yang sesuai dengan Kurikulum 2013, buku untuk perkuliahan, bacaan anak berbasis pendidikan karakter, psikologi populer, self-healing, motivasi, dan bacaan inspirasional. Selain edisi cetak, buku-buku tersebut sudah diterbitkan dalam edisi e-book.

Selain sistem penerbitan umum, Kanisius juga memberikan layanan penerbitan secara khusus melalui Kanisius Exclusive Publishing. Penulis yang menghendaki karyanya diterbitkan secara eksklusif baik mengenai genre maupun jumlah tirasnya, bisa dilayani asal memenuhi standar kualitas dan visi penerbit.

The story of

Inspirasi Batin

Sudah dua dasawarsa Inspirasi Batin hadir sebagai buku renungan harian yang digunakan oleh berbagai kalangan, baik awam, biarawan-biarawati, maupun para imam. Buku ini memuat bacaan sesuai Penanggalan Liturgi tahun tersebut, berikut renungan-renungan dan refleksi, juga dilengkapi dengan Antifon Pembuka, Mazmur Tanggapan, dan doa-doa yang relevan, bahkan disusun sedemikian agar pembaca dapat pula menggunakannya sebagai panduan saat mengikuti Perayaan Ekaristi. Inspirasi Batin dapat digunakan sebagai bahan renungan harian pribadi, atau pun dalam ibadat bersama-sama di komunitas atau lingkungan.
Di usianya ke-20 tahun, Inspirasi Batin tetap ingin membantu pribadi-pribadi (juga komunitas) umat beriman kristiani, di mana pun mereka berada, menyadari persekutuan iman, panggilan partisipasi, dan tugas perutusannya sebagai pewarta Kabar Gembira melalui hidup harian, melalui iman yang dihayati.
Terima kasih untuk para uskup dan para imam yang telah setia memberikan renungan-renungan yang inspiratif untuk pembaca Inspirasi Batin.
Allah yang telah memulai pekerjaan baik di antara kita, akan menyelesaikannya (Filipi 1:6).
 
0
Edisi tahun ke-20
0 0

Best Seller Renungan Harian

Bukanlah terang yang menghapus kegelapan kita, melainkan serupa lampu yang memandu langkah-langkah kita di kelamnya malam dan itu mencukupkan kita untuk menyelesaikan perjalanan.

Paus Fransiskus, Lumen Fidei artikel 57, 2013

PRODUK BARU...

Filosofi Kematian

Apa itu kematian? Kematian adalah siklus alami bagi setiap manusia. Artinya, kematian adalah bagian integral kehidupan. Ernest Hemingway berpendapat, “Hidup setiap orang berakhir dengan cara yang sama. Hanya detail bagaimana dia hidup dan bagaimana dia mati yang membedakan satu orang dari yang lain.” Naskah ini memetakan respon terhadap kematian itu dan membaginya menjadi tiga golongan. Pertama, kematian dilihat sebagai sesuatu yang alamiah. Kedua, manusia melihat kematian dengan penuh ketakutan. Ketiga, manusia menerima kematian penuh keterbukaan. Buku ini berisi refleksi-refleksi filosofis singkat dan sederhana mengenai kematian, yang diharapkan dapat menggugah pemikiran manusia mengenai kematian. Kematian adalah fenomena misteri; tidak seorang pun yang dapat memastikan apa yang terjadi sesudah kematian. Beragam tradisi religius menawarkan pengertian mengenai apa yang akan terjadi setelah kematian tetapi bersifat imani. Kematian juga membawa kesadaran bagi manusia untuk lebih bijak dalam menjalani kehidupan. Filsafat menerangi pemahaman tentang kematian menjadi lebih sempurna dan bijak. Orang mampu berpikir secara rasional tentang kematian. Kesadaran akan kematian yang diterangi oleh kebijaksanaan mendorong manusia untuk mencari makna dan tujuan hidup. Dua pengarang yang ahli di bidangnya dalam buku ini akan membawa kita bercengkrama, berbincang dan bertukar pikiran dengan kematian melalui setiap bab yang disuguhkan. Isinya tidak sulit untuk dicerna oleh khayalak umum. Gaya penulisan buku ini tentu juga tidak mengabaikan pemahaman yang menyeluruh tentang kematian. Dengan pembahasan lebih ringan, filsafat mampu memberkaya kehidupan. Kriteria-kriteria ini menjadi ciri khas dari naskah ini. Di akhir buku ini, penulis mengajak semua pihak berani menghadapi kematian secara rasional dan bermakna. Sikap paling baik menghadapi kematian adalah antisipasi. Antisipasi berbeda dengan rasa takut (fear), dan juga berbeda dengan menunggu saja (expecting) kematian datang kepadanya. Antisipasi adalah upaya “memahami, menerima, dan menyiapkan diri” menyambut kematian.