No Image Available

SPIRITUALITAS KETIDAKSEMPURNAAN Meditasi Sengsara Yesus Kristus

 Pengarang: G. Tri Wardoyo, CM, dkk.  Penerbitan: KEP  Terbit: 2024  Halaman: 230  Bahasa: Indonesia More Details
 Sinopsis:

Mungkin kita pernah mendengar ungkapan Jepang “WABI SABI”. Leonard Koren mengartikan kata ini sebagai “keindahan di balik hal-hal yang tidak sempurna, yang tidak permanen, dan yang tidak komplet.”

Nah, sebenarnya para penginjil telah menunjukkan kepada kita apa yang disebut “WABI SABI” tersebut. Para penginjil sepakat untuk mengisahkan sengsara Yesus Kristus. Mereka melihat kisah sengsara Yesus Kristus bukan sebagai aib yang harus disembunyikan. Umumnya, kita cenderung menyembunyikan pengalaman-pengalaman masa lalu yang kita anggap memalukan dan menguburnya dalam-dalam, jangan sampai orang lain mengetahuinya.

Berbeda dengan kebanyakan kita, para penginjil justru mewartakan sengsara, dan wafat Yesus Kristus. Alasannya bisa kita simak dari kutipan-kutipan berikut ini:

“… tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah” (1Kor. 1:23-24).

Selanjutnya, dalam surat kepada orang Ibrani lebih tegas lagi dikatakan seperti ini:

“Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah” (Ibr. 12:2).

Terinspirasi oleh kebijaksanaan Jepang di atas, buku ini mau mengangkat sebuah spiritualitas ketidaksempurnaan yang bersumber dari sengsara Yesus Kristus, sebagaimana dicatat dalam keempat Injil. Kata spiritualitas dengan sendirinya tidak boleh dipersempit pada ranah yang rohani-rohani saja, tetapi spiritualitas yang dimaksudkan di sini adalah kemampuan seseorang untuk menemukan nilai yang lebih tinggi di balik segala peristiwa dalam hidupnya.


 Kembali