KATEKIS SEBAGAI PENDIDIK IMAN Refleksi atas Petunjuk untuk Katekese (PuK) 2020
Pengarang: Oktopianus Palangan, Dorothea, Klarina, Lambertus Lopo, Ando Antonius, Yulionorto, Skolastika Gratia Plena Astantin, Mikael Nomite, Siprianus Setamanki, Theresia Eka Murti, Chris Yuniarto, Migo Marselinus, Aloysius Susilo, Albertus Muda, Justina Endang Wiharti, Merici Hartati Hale, Roberto Parlindungan Pajaitan, Ignasius Gatot Sutarna, Shito Mulyatidani, Franciskus Xaferius Istuhono, Andarias, Engel Bertus, Faustinus Zalukhu, Dias, Antonius Padua Musta Wakit, Erni Sulistiyawati, Matheus Yarkoni, Maria Matherdei Susana Neni, Tri Setyawati, Cornelius Timang, Edy Carlos Pangihutan Manalu, Aloysius Narto Mat, Aleksander Usah, Lusia Ekaningsih, Silvia Rachmawati, Seno Ngutra, Agustinus Manfred Habur, Beny Suwito Penerbitan: KEP Terbit: 2024 Halaman: 384 Bahasa: IndonesiaPaus Fransiskus pernah mengatakan, “Menjadi seorang katekis adalah panggilan pelayanan di Gereja, yang telah diterima sebagai pemberian dari Tuhan dan pada gilirannya harus ditransmisikan. Katekis berjalan dengan Kristus, oleh karena itu bukan orang yang memulai dari gagasan dan selera sendiri. Dia mencari Tuhan dan pencarian itu membuat hatinya berkobar.”
Katekis dan juga semua umat beriman kristiani, baik klerus maupun awam dipanggil dan diutus Allah menjadi pewarta Sabda Allah. Pewartaan Sabda Allah adalah tugas pokok dari semua umat beriman sebagai murid-murid Kristus. Seorang katekis harus mengusahakan katekese umat kristiani agar iman umat, melalui pengajaran agama dan pengalaman kehidupan kristiani, menjadi hidup, berkembang, serta penuh daya.
Oleh karena itu, kata Paus, jika kita ingin mengikuti Yesus, kita harus mengikuti “jalan pelayanan” yang Dia telusuri. “Kesetiaan kita kepada Tuhan bergantung pada kesediaan kita untuk melayani,” karena “makin banyak kita melayani, makin kita menyadari kehadiran Tuhan.” Ketika kita melayani orang lain, “Kita, pada gilirannya, menemukan kasih dan pelukan Tuhan.”
Dengan demikian, doa, menurut Paus Fransiskus, memunculkan keyakinan bahwa “hidup bukanlah sesuatu yang mengejutkan kita, tetapi sebuah misteri yang menakjubkan yang mengilhami puisi, musik, syukur, pujian, bahkan ratapan dan permohonan di dalam kita”, dan membuat kita selalu bersukacita dalam Tuhan.
Kembali