No Image Available

Cahaya Sabda 2024

 Pengarang: Sr. M. Lydia Simbolon FCJM, dkk.  Penerbitan: Gerejawi  Halaman: 408  Bahasa: Indonesia
 Sinopsis:

Kehidupan ini memutar kita bagaikan roda. Begitu mudahnya kita tergulung dan terombang-ambing dalam putarannya. Hanya jika kita berdiam di pusatnya, maka sekencang apa pun roda berputar, batin tetap hening dan bening. Namun, keheningan tidak dapat terjadi secara tiba-tiba. Tak ubahnya meneguk pendidikan menghabiskan waktu bertahun-tahun, keheningan batin sejatinya butuh waktu untuk terus dilatih. Keheningan yang sejati tak akan cepat pudar, butuh waktu untuk terus dilatih. Keheningan yang sejati tak akan cepat pudar, meskipun hiruk pikuk menerpa di alam nan buas. Keheningan itu memancarkan aura surgawi, yang dalam dan tenang pada aneka peristiwa hidup karena di sana Tuhan berkarya. Jika tak ingin menyisihkan sedikit waktu untuk menimba kesegaran rohani, maka hati dan pikiran tak akan tentram, bahkan risau dengan hal-hal duniawi. Setidaknya butuh kumpulan menit, untuk memantik dan membangun niat bersatu dengan Yang Mahakuasa.

Keheningan sangat dibutuhkan dalam hidup kita, yang sering tidak mudah di tengah zaman yang modern ini. Namun, perkembangan itu tidak serta merta menambah kebahagiaan.  Sebagai manusia bijaksana, kita didesak untuk belajar menguasai perasaan dan pikiran, supaya jangan sampai tergerus dan diombang-ambingkan perkembangan teknologi di zaman digital ini. Sebagai umat kristiani, kita harus mampu menarik diri agar menjadi “insan Allah” atau “A man of God,” yang hatinya terpaut sepenuhnya kepada Allah, sehingga Allah menjadi hidupnya. Insan Allah adalah mereka yang mampu menemukan Allah dalam keheningan doa, alam semesta, mahluk hidup, dan setiap peristiwa hidup. Mereka membatasi diri dari segala kenikmatan dunia ini. Menikmati keterbatasan hidup dan merekamnya dalam doa. Sembari melatih pekanya hati, jelinya mata, sentuhan rasa, dan kerelaan untuk dibentuk menjadi pribadi yang kuat dan dewasa dalam iman.


 Kembali