No Image Available

Drawing As Art Therapy: Spiritualitas yang Membebaskan

 Pengarang: Gai Suhardja  Penerbitan: KEP  Halaman: 92  Bahasa: Indonesia
 Sinopsis:
Drawing as Art Therapy adalah buku yang berisi pertanyaan dan jawaban mengenai seni sebagai terapi bagi manusia yang mengalami suka-duka kehidupan yang serba tak terduga, karena yang pasti dalam kehidupan setiap orang hanyalah kematian. Perjalanan hidup setiap individu merupakan pengalaman pribadi seorang manusia dan mungkin dapat menjadi pembelajaran bermakna. Art therapy sedang berkembang meluas dengan modalitas beragam, tak hanya seni rupa, tapi juga seni tari, seni musik, seni pertunjukan, film, fotografi, menulis, dan lain sebagainya. Drawing atau menggambar menjadi dasar pembahasan terapi seni dalam penulisan buku ini. Pada umumnya orang mengatakan, “Aku enggak bisa menggambar.” Nah, dalam terapi seni, tidak ada syarat harus mampu menggambar untuk seseorang yang hendak menjalaninya. Dan yang sangat menarik bagi mereka yang bercita-cita belajar seni rupa dan desain, ada institusi pendidikan tinggi yang menerima mahasiswa tanpa tes kemampuan menggambar. Penemuan mengenai pembagian kerja belahan otak kanan dan otak kiri yang berbeda, ternyata dapat dikendalikan untuk kepentingan membangun bakat kemampuan kreatif dalam drawing. Terbukalah rahasia otak kanan yang sanggup menembus percepatan kemampuan imajinasi manusia untuk masa depan yang lebih baik bagi dirinya sendiri dan bagi seluruh kehidupan bersama. Hidup memang senantiasa akan terus mengalir bagai aliran gemercik air maupun deras seperti sungai menuju samudra, yang kedalamannya merupakan misteri. Demikian pula kedalaman pribadi dan rohani setiap individu yang juga misteri bagi dirinya sendiri. Manusia mencari makna diri, hingga mencari makna hidup dan mati dengan berziarah di dunia yang sementara. Kefanaan kiranya tidak menjadi kendala untuk keberlanjutan melangkah ke masa yang akan datang, yang berupa harapan besar. Membangkitkan motivasi, menemukan gagasan, inovasi, yang dapat dimulai secara individual kemudian berkelanjutan. Dengan kecerdasan berjejaring yang kolaboratif, dapat diraih kebahagiaan bagi kehidupan semua manusia pada alam cakrawala yang mengagumkan ini.

 Kembali