No Image Available

Jejak Perintisan Awal Misi Gereja Katolik di Tanah Papua (1890−1896)

 Pengarang: Soleman Itlay (Tim Kerja Dapur Harapan)  Penerbitan: KEP  Terbit: 2024  Halaman: 88  Bahasa: Indonesia
 Sinopsis:

Sejarah perkembangan misi Katolik di Tanah Papua ini sangat menarik. Menariknya karena banyak komunitas biarawan terlibat langsung dalam menyebarluaskan karya misi keselamatan Allah di Tanah Papua. Penyebaran misi Katolik di Tanah Papua dimulai dengan kehadiran Pastor Cornelis Le Cocq d’Armandville, SJ pPada 22 Mei 1894 di Sekru, Fakfak, Papua Barat.

Ibaratnya, ada yang membuka lahan. Ada yang membuat pagar. Ada yang mencabut akar rumput dan menyusun bebatuan. Ada yang menanam benih. Ada pula yang membersihkannya. Ada yang memetik hasilnya. Akhirnya ada yang menikmati hasilnya.

Serikat Jesuit telah membuka lahan misi. Kemudian Kongregasi Hati Kudus Yesus (MSC) membawa benih dan mulai menanamkannya, kemudia dari Fransiskan (OFM) mulai menyiram dan sambil membuka kebun sagu dan hepuru—petatas yang baru—bukan kebun anggur lagi. Sementara itu, OSA datang dan ikut menanamkan benih sambil membuka ladang Tuhan yang baru. Terkahir, OSC datang untuk menyiram di samping membuka dan menanamkan lahan baru.

Buku ini mengajak setiap orang di Tanah Papua, khususnya dari kalangan orang Katolik agar dapat mempelajari sejarah perkembangan misi Katolik di Tanah Papua dengan baik. Semoga semua pihak dapat menjadikan buku ini sebagai bahan panduan dan pertimbangan dalam segala hal, terutama ketika berbicara tentang sejarah perkembangan misi Katolik di Tanah Papua.

Buku ini diterbitkan sebagai upaya untuk merawat ingatan pada sejarah masa lalu. Harapannya, generasi penerus Gereja Katolik di Tanah Papua senantiasa menjaga roh sejarah tersebut dalam semangat “Satu Katolik, Satu Papua”, sebuah semangat komunitas Gereja yang berada dalam satu persekutuan di dalam Kristus Yesus—satu kekatolikan dan kepapuaan.


 Kembali