Memahami Kejahatan Melalui Simbol dan Mitos dalam Pemikiran Paul Ricoeur
Pengarang: Matias Filemon Hadiputro Penerbitan: Gerejawi Terbit: 2024 Halaman: 156 Bahasa: IndonesiaPaul Ricoeur adalah filsuf kontemporer asal Prancis yang berusaha menggali makna simbol dan mitos. Ricoeur yakin bahwa simbol dan mitos menyimpan kekayaan pengetahuan yang berguna bagi pencarian manusia akan makna hidupnya. Pemikiran Ricoeur ini tampak ‘melawan arus’ sebab bagi orang modern simbol dan mitos adalah produk budaya kuno yang tidak berguna. Simbol dan mitos juga dijadikan Ricoeur sebagai jalan terjal untuk memahami polemik tentang kejahatan yang telah mendapat perhatian banyak pemikir di sepanjang zaman. Metode yang digunakan Ricoeur dalam menyelediki simbol dan mitos sebai pintu masuk untuk memahmi kejahatan adalah fenomenologi hermeneutik: suatu pendekatan yang tidak menghilangkan makna dari simbol dan mitos.
Menurut Ricoeur, simbol merupakan ekspresi primer yang mengungkapkan kesadaran manusia akan kejahatan, sedangkan mitos adalah bentuk ekspresi sekunder; simbol dan mitoslah yang kemudian dielaborasi menjadi dogma atau teori tertentu. Oleh karena itu, simbol dan mitos adalah bahasa pertama yang digunakan manusia dalam merenungkan kejahatan. Tiga simbol kejahatan yang diteliti Ricoeur adalah noda, dosa, kebersalahan. Sementara empat mitos kejahatan yang ia telusuri ialah mitos penciptaan Bangsa Babel, mitos tragedi Bangsa Yunani, mitos Adam Bangsa Israel, dan mitos Orfisme Bangsa Yunani. Penelitian atas simbol dan mitos kejahatan membawa Ricoeur pada kesimpulan bahwa manusia adalah pelaku kejahatan, sekaligus korban kejahatan. Di dalam kondisi jalan buntu semacam ini, mitos Adam menawarkan jalan keluar melalui kedatangan Yesus sebagai Adam kedua. Yesus menawarkan pengampunan guna mengakhiri kejahatan.
Kembali