No Image Available

NAEK

 Pengarang: Horas Sebastian E. Tobing  Penerbitan: KEP  Terbit: 2024  Halaman: 246  Bahasa: Indonesia
 Sinopsis:

Nama dr. Naek L. Tobing tidak asing lagi bagi kita. Nama ini identik dengan kisah tenar seorang dokter yang mengambil spesialisasi seksologi lalu hadir dalam aneka pelayanan baik sebagai penulis, narasumber, atau konsultan kesehatan. Buku ini mengisahkan itu semua dalam kacamata keluarga yang mengasihinya.

Kata-kata yang terungkap menjadi kenangan kehadirannya lewat sisi-sisi kehidupan yang telah disentuhnya. Melalui kesan-kesan yang telah ditaburnya dalam ingatan orang-orang yang mengenalnya, kisah hidupnya diketahui banyak orang. Semuanya baik, semuanya mengingatkan kita untuk terus bekerja sama meneruskan perbuatan-perbuatan baik yang telah dilakukan beliau untuk Gereja, keluarga besar, dan masyarakat khususnya melalui warisannya, STIE Tri Bhakti.

Kita semua yang membaca buku ini akan diajak menelusuri perjalanan kisah hidupnya. Dengan aneka pengalaman jatuh bangunnya, juga dukungan istri serta keluarga tercintanya, kisah ini menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Berikut kutipan dari Pdt. Anwar Tjen ketika menyampaikan kesannya,

“Tentu ada banyak sisi lain dari hidup dr. Naek L. Tobing  yang dapat diingat dengan penuh syukur oleh keluarga, sanak saudara, dan handai taulan. Saya sendiri mendapat banyak motivasi dari sosok dokter yang inspiratif ini: seorang warga Gereja yang penuh dedikasi dan murah hati dalam memberi, seorang pembelajar yang terus mengembangkan diri dengan membaca dan berdiskusi, seorang pekerja keras yang meraih keberhasilan dengan kerja keras dan kerja cerdas. Hidupnya adalah sebuah kesaksian tentang berkat Tuhan yang nyata melalui hidup orang-orang percaya yang berkarya di tengah-tengah dunia. Orang yang telah meraih sukses di puncak usianya pun masih punya satu tahapan lagi, yaitu ‘penyempurnaan hidup’. Ini berulang kali saya dengar dari dr. Naek. Meminjam istilah Rasul Paulus, saya mengartikannya sebagai tujuan tertinggi hidup ini: kita hidup bukan hanya untuk diri sendiri, ketika mati pun bukan hanya untuk diri sendiri. Baik hidup atau mati kita adalah milik Tuhan Sumber Hidup Sejati dan Abadi (Rm. 14:7-8).”


 Kembali