NUHU-MET SEBAGAI TUBUH KRISTUS-KOSMIS Hermeneutik Kosmis Tentang Perjumpaan Makna Kolose 1: 15-20 dengan Budaya Sasi Umum di Kepulauan Kei-Maluku
Pengarang: Monike Hukubun Penerbitan: KEP Terbit: 2023 Halaman: 506 Bahasa: IndonesiaBuku ini lahir dari keprihatinan terhadap kerusakan ekologi di Kepulauan Kei Provinsi Maluku. Kerusakan ekologi terjadi di wilayah yang masyarakat lokalnya menghidupi budaya lokal yang dinamai “Sasi Umum” atau “hawear”, yang diwariskan oleh para leluhurnya. Budaya lokal tersebut bertujuan melindungi hak-hak kepemilikan tanah maupun melindungi dan melestarikan lingkungan alam di daratan dan lautan atau bumi yang disebut dalam bahasa emiknya “Nuhu-Met”. Realitas tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian lapangan di Kepulauan Kei, untuk mendapatkan data tentang kerusakan ekologi maupun eksistensi budaya Sasi Umum. Data-data tersebut kemudian dijadikan sebagai teks budaya lokal yang diletakkan sejajar dengan teks Kolose 1: 15-20 dalam proses interpretasi teks.
Interpretasi teks dilakukan menggunakan Hermeneutik Kosmis, yang hakikatnya berorientasi pada keadilan kosmis bagi Nuhu-Met. Interpretasi Kolose 1: 15-20 dan Sasi Umum di Kepulauan Kei kemudian menghasilkan gagasan ekoteologi kontekstual “Nuhu-Met sebagai Tubuh Kristus-Kosmis”, sebagai inti maknanya. Gagasan ekoteologi kontekstual tersebut dijabarkan melalui gagasan-gagasan eco-theology, eco-ethics, dan eco-praxis yang berbasis pada prinsip keadilan kosmis bagi Nuhu-Met yang dihayati sebagai “Tubuh Kristus-Kosmis”. Gagasan teologi ekologi kontekstual tersebut diharapkan dapat membantu Gereja dan masyarakat, khususnya masyarakat lokal di Kepulauan Kei, untuk mengatasi kerusakan ekologi yang dihadapi sehingga bumi (lautan dan daratan) tetap menjadi rumah bersama yang sehat dan aman bagi kehidupan seluruh ciptaan.
Kembali