Samsudin A. Kadir Anak Kolong yang Sukses Jadi Pamong
Pengarang: Agus S.B., Irmon Machmud Penerbitan: KEP Terbit: 2025 Halaman: 178 Bahasa: IndonesiaOrang yang lolos dalam ritme hidup yang keras semenjak kecil dan kini berada pada posisi “yang seharusnya” seperti sekarang, di antaranya, adalah Samsudin Abdul Kadir. Samsudin hanyalah manusia biasa, sebagaimana manusia lainnya, yang beragama, punya adab, punya rumah tangga dan keluarga. Buku ini mengisahkan seorang yang “nyata”, yang berada “di luar sana”, yang memiliki kehidupan. Sebagaimana manusia lainnya, seseorang ini juga hidup, bernapas, dengan perasaan mendalam mengenai rasa malu, cinta, marah, perasaan bersalah, harapan dan putus asa, dan kepedulian terhadap orang lain. Biografi Samsudin yang tampak sederhana ini dibangun di atas anggapan bahwa dalam menjalani ritme hidup dan kehidupan sehari-hari, setiap manusia memiliki pengalaman (experience) yang “manis” dan “pahit”, atau Anda dapat menggunakan sinonim metafora lainnya yang dapat menggambarkan pengalaman sendiri atau orang lain.
Pengalaman yang membentuk Samsudin barangkali memiliki kemiripan dengan orang lain atau diri kita. Akan tetapi, karena pengalaman kita masing-masing membentuk pengetahuan dan perenungan kita sendiri, juga sebagian atau keseluruhan kedirian (selfness) kita, pengalaman yang dituturkan oleh dirinya dalam biografi ini adalah khas Samsudin. Tuturan saudara sekandung dan kerabat dekatnya, yang diwawancarai untuk penulisan biografi ini, merupakan pengalaman subjek lain di sekitar Samsudin. Subjek yang melihat dan mencoba memahami subjek Samsudin, lebih dekat, bahkan lebih dekat sebelum orang dekat Samsudin saat ini (istri dan anak-anaknya). Kisah-kisah yang mereka tuturkan mencerminkan pengalaman mereka yang dalam satu kurun waktu pernah atau masih membersamai Samsudin hingga kini. Demikian halnya, pembaca akan membaca narasi dalam buku ini dengan sudut pandang sendiri.
Buku biografi ini dibagi dalam beberapa bagian. Bagian-bagian ini tampak sebagai alur kehidupan Samsudin, yang dapat dipetakan editor. Kompleksitas pengalaman hidup Samsudin, sebagaimana manusia lainnya, tak dapat direngkuh dalam sekali mendayung, dalam waktu yang terbatas untuk “melampaui tiga pulau”. Di samping itu, buku ini merupakan sebuah biografi yang dalam arti luas “masih berlanjut”.
Kembali